Tiap yang manis,
Lidahnya dulu yang mengecap rasa.
Tiap yang indah,
Matanya pertama yang memandang.
Tiap yang harum,
Dia jua awal mencium.
Seraya hati berkata,
Alangkah indah hidup seorang dia..
Suatu yang pahit,
Maka aku pertama menelannya.
Suatu yang usang,
Aku jua lelah mencantikkan,
Suatu yang zulumat,
Cair lilinku mencerahkan.
Lantas ada bisik ke dasar jiwa,
“ Usah kau iri,
Pada insan yang ditakdir menjadi mentari
Di siang kehidupan.
Namun berbanggalah dirimu,
Tersurat menjadi purnama di gelap malam
Kala cahaya di damba
Saat indahmu menenangkan seluruh jiwa warga
Banggalah menjadi purnama..
Benakku diterjah soal lagi..
Mentarikah dia??
Purnamakah aku??
Lidahnya dulu yang mengecap rasa.
Tiap yang indah,
Matanya pertama yang memandang.
Tiap yang harum,
Dia jua awal mencium.
Seraya hati berkata,
Alangkah indah hidup seorang dia..
Suatu yang pahit,
Maka aku pertama menelannya.
Suatu yang usang,
Aku jua lelah mencantikkan,
Suatu yang zulumat,
Cair lilinku mencerahkan.
Lantas ada bisik ke dasar jiwa,
“ Usah kau iri,
Pada insan yang ditakdir menjadi mentari
Di siang kehidupan.
Namun berbanggalah dirimu,
Tersurat menjadi purnama di gelap malam
Kala cahaya di damba
Saat indahmu menenangkan seluruh jiwa warga
Banggalah menjadi purnama..
Benakku diterjah soal lagi..
Mentarikah dia??
Purnamakah aku??
1205 pm
120608
Pasir Tumboh
No comments:
Post a Comment